feedburner
INGIN BOCORAN ARTIKEL TERBARU GRATIS
Delivered by FeedBurner

feedburner count

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian dan kesakitan akibat komplikasi kehamilan, persalinan, nifas saat ini di dunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit di dunia seorang ibu meninggal dunia. Dengan demikian dalam 1 tahun ada sekitar 600.000 orang ibu meninggal sia-sia saat melahirkan. Sedangkan di Indonesia dalam 1 jam terdapat 2 orang ibu meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Ide Bagus, 2011).
Di Propinsi Jawa Timur pada tahun 2007 terdapat 690.282 jumlah ibu hamil, dari sejumlah kelahiran, tercatat 354 kasus kematian maternal, yang terjadi pada saat kehamilan 65 orang, kematian pada saat persalinan 221 orang dan kematian ibu nifas 68 orang ( Raffel Subakhi, 2008).
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu ( Sarwono Prawirohardjo, 2005). Dimana selama waktu tersebut pada seorang ibu nifas seringkali terjadi masalah tanda bahaya masa nifas. Hal ini sangat penting dan perlu untuk di ketahui oleh ibu nifas. Karena dengan di ketahuinya tanda bahaya masa nifas, bila terjadi masalah tersebut akan di ketahui atau terdeteksi secara dini adanya suatu komplikasi.
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Prawirohardjo, 2005).
Hasil studi pendahuluan di Wilayah Puskesmas Pesanggaran pada bulan Juni 2011, di dapatkan data dari 9 orang ibu nifas, yang mempunyai masalah masa nifas di antaranya 1 orang dengan masalah penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, 1 orang ibu nifas dengan masalah infeksi pada bekas jahitan dan 1 orang ibu nifas dengan masalah sub-involusi karena adanya sisa plasenta.
Berdasarkan uraian di atas di dapatkan 3 orang yang mempunyai masalah bahaya masa nifas. Data tersebut merupakan sebagian data dari ibu nifas dengan masalah bahaya masa nifas, yang di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Tapi sebenarnya masih banyak ibu nifas yang mengalami masalah bahaya masa nifas, yang tidak di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Penyebab tidak di ketahuinya masalah bahaya masa nifas yaitu kurangnya pengetahuan ibu nifas. Dimana yang mempengaruhi pengetahuan dari ibu nifas yaitu faktor yang mempengaruhi pengetahuan (pendidikan, usia, pekerjaan, informasi, pengalaman, lingkungan, sosial ekonomi, sosial budaya) dan juga konseling dari tenaga kesehatan selama kehamilan dan setelah persalinan (Notoadmodjo, 2005).
Asuhan masa nifas sangat di perlukan dalam periode ini karena masa nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi. Dengan demikian di perlukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah tanda bahaya masa nifas. Untuk itu di perlukan suatu peran serta dari masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu juga di perlukan peran serta dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling selama kehamilan, setelah persalinan, dan melakukan kunjungan rumah yaitu KN.1 dan KN.2 sesuai standart pelayanan. Dari upaya tersebut di harapkan dapat mengetahui dan mengenal secara dini tanda-tanda bahaya masa nifas, sehingga bila ada kelainan dan komplikasi dapat segera terdeteksi (Prawirohardjo, 2005).
Memperhatikan angka kematian ibu dan perinatal dapat diperkirakan bahwa sekitar 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jumlah tenaga medis dan non paramedis di perbanyak sehingga pelayanan kesehatan umumnya dan pelayanan kebidanan khususnya mutu dan jangkauannya, secara bertahap di tingkatkan (Rustam Mochtar, 2002).

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1.    Batasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini, dibatasi hanya sebatas tahu tentang pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
2.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Wilayah Puskesmas Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi?
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di wilayah Puskesmas Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.

C. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis.
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
2. Secara Praktis.
Meningkatkan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
3. Bagi Peneliti.
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada bidang asuhan kebidanan nifas khususnya tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.200

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI